NKRI NEWS - Daimah adalah potret buruh migran Indonesia Hongkong yang berjumlah ratusan ribu orang. Mereka berani mengadu nasib di neger...
NKRI NEWS - Daimah adalah potret buruh migran Indonesia Hongkong yang berjumlah ratusan ribu orang. Mereka berani mengadu nasib di negeri orang demi kehidupan keluarga. Kerinduan keluarga adalah musuh utama. Sangat menyiksa.
Daimah dan teman temannya meski hidup di negeri maju, ternyata sangat mencintai tanah airnya. Mereka membentuk kelompok kelompok melek informasi. Mereka sering berkumpul di Victoria Park.
Di sana para buruh migran saling berjumpa saling berbagi sukda duka. Bila hari libur ribuan buruh migran Indonesia tumplek blek menikmati taman nan asri Victoria Park. Serasa di kampung halaman.
Tapi malam ini Daimah nampak berbeda. Malam ini Indonesia tersentak kaget dibuatnya. Daimah marah. Benar benar marah sejadi jadinya. Siapa sangka Daimah perempuan paruh baya yang menangis sesunggukan saat malam takbiran lalu melampiaskan kemarahannya pada Ustad Yusuf Mansur dan SBY.
Daimah memposting video langsung via akun FBnya. Ia tampak Geram. Dongkol. Benci. Jengkel. Ia tanpa tedeng aling aling memaki SBY dan Yusuf Mansur yang ditudingnya ingin mengalahkan Ahok dengan cara licik. Daimah marah pada Ustad Yusuf Mansur yang ditudingnya ikut berpolitik membela Agus Harimurti.
Daimah menjadi Singa. Daimah menjadi Harimau. Daimah mengaum kencang. Tidak ada rasa takut saat ia menungkapkan uneg uneg kemarahannya yang terpendam 12 tahun.
Daimah bicara hampir 15 menit. Semua tentang kemarahannya. Kemarahannya saat di pungli oleh aparat saat pergi ke Hongkong dan pulang dari Hongkong. Ia korban pungli tak berperikemanusiaan saat SBY menjadi Presiden.
Ini kata katanya. SBY, Saya ingat betul sifatmu & kelakuanmu.
Sewaktu masih jadi Presiden, kau suka curhat, prihatin2 tanpa action.
Twiteran tiap saat dan malas kerja.
Mahal tenaganya.
Istana sudah close on 5 pm,
Liburnya dari Jumat jam 5 sore hingga Senen pagi jam 8.
Suka cuti, cuti haji, cuti liburan, cuti mantu 2 kali bahkan memakai fasilitas Istana buat mantu 2 kali,
Jenguk cucu yg baru lahirpun di jam kerja.
Century lenyap.
Petral di biarkan menggerogoti duit negara.
Proyek2 mangkrak semuanya.
SKK Migas dicaplok bersama besannya.
Impor impor hingga baju bekas,garam, cabe dsbnya. Mungkin biar banyak masuk kantong kali ya.
Hambalang mangkrak.
TKI pun jd korban.
Banyak yg di hukum pancung.
TKI diperas dengan dalil KTKLN 500 ribu keatas. Blm termasuk ongkos PP ke imigrasi dan biaya photo copy ini itu.
TKI di peras bila cuti pulang suruh bayar airport hingga 150-200 ribu, padahal ticket TKI pp kita sudah bayar airport tax lho.
Daimah benar benar lupa siapa dirinya malam ini. Ia menjadi Srikandi dengan busur panah penuh di punggungnya. Ia lesakkan semuanya menghunjam jantung Indonesia. Aku ingin bicara. Aku ingin dunia tahu. Aku ingin anakku tahu emaknya sedang bicara jujur tentang Ahok yang sedang di hajar ramai ramai. Dikepung segala penjuru.
Daimah mengungkapkan betapa Ahok orang baik. Ahok membangun mesjid Balai Kota nan megah. Ahok memberangkatkan marbot naik haji. Ahok menolong orang miskin agar anak anak bisa sekolah gratis.
Naik busway gratis. Dibangun rumah susun yang nyaman. Membuat sungai kinclong. Memanusiakan petugas kebersihan. Pasukan oranye, biru, ungu, kuning benar benar di manusiakan Ahok. Dapat gaji UMK. Dapat fasilitas gratis. Semua menjadi baik di tangan Ahok.
Daimah benar benar bukan Daimah yang lemah menangis sesunggukan saat malam takbiran itu. Ia lupa suaminya sedang sakit parah. Ia lupa si mbok yang renta tertatih tatih menahan rindu.
Daimah lupa keluarganya. Yang diingatnya hanya Ahok. Yang dibenaknya hanya Ahok. Yang dirasakannya hanya Ahok. Ahok sedang dizolimi. Ahok sedang disakiti.
Daimah marah pada Ustad Yusuf Mansur. Ia benar benar marah. Marah kepada ulama yang mendiskreditkan orang yang baik. Penolong orang miskin dan susah, si China Kafir Ahok. Daimah meminta agar Yusuf Mansur berhenti main politik.
Daimah oh Daimah. Kami malu padamu. Malu sekali. Ekspresi batinmu membuat kami terdiam. Tenggorokan kami tersekat. Mata kami berkaca kaca.
Dengan caramu kau mengajar kami cara mencintai Indonesia. Berperilaku baik, adil dan jujur. Engkau mengajar berwelas asih pada sesama manusia anak bangsa yang tertindas dan terpinggirkan.
Daimah...malam ini seluruh Indonesia tahu seorang babu, engkau menyebut dirimu babu, berbicara lantang membela pemimpin yang berpihak pada rakyat.
Pemimpin bersih dan jujur. Pemimpin tegas. Pemimpin yang berani mencampakkan kegelapan dan kejahatan dari rumah rakyat. Semua untuk rakyat atas nama kemanusiaan yang adil dan beradab.
Terimakasih Daimah. Tuhan memberkatimu.
Salam hormat dariku
Birgaldo Sinaga
LIHAT VIDEONYA :
BACA JUGA : Usul Gus Dur untuk Bubarkan MUI mencuat lagi ke Publik