NKRI NEWS - Satu demi satu, wilayah Suriah yang selama ini dikuasai kelompok teroris seperti ISIS kembali direbut pemerintah setempat....
NKRI NEWS - Satu demi satu, wilayah Suriah yang selama ini dikuasai kelompok teroris seperti ISIS kembali direbut pemerintah setempat. Belum lama ini, di Tadmor (Palmyra)- Suriah, ratusan anggota ISIS dilaporkan tewas setelah jet-jet tempur Rusia – salah satu koalisi Suriah – membombardir mereka. Dalam pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia (14/9), – seperti dilansir Russia al-Youm, mengabarkan tewasnya 250 anggota teroris dalam operasi di Tadmor.
Situasi terkini Suriah sekaligus menjadi peringatan bagi Indonesia dimana Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebut ratusan warga Indonesia yang tergabung dengan ISIS mulai pulang ke tanah air.
“531 orang Indonesia yang dari Suriah masuk ke Indonesia ada 2 dari Uighur (Cina). Mereka itu kan yang termasuk program pemantauan, foreign terrorist fighters (FTF) itu atau gampangnya returnis yang fighter,” kata Kepala BNPT Suhardi di Senayan, Jakarta (15/9), seperti dikutip detik.com
Pemerintah, lanjut Suhardi, utamanya sedang memikirkan bagaimana penanganan atas mereka yang kembali dari Suriah. Pasalnya, mereka yang mengklaim sebagai ‘mujahidin’ itu telah bergabung dengan kelompok radikal seperti ISIS di Suriah.
“Yang harus kita pikirkan, bagaimana kita menerima mantan-mantan kombatan di sana. Kan mereka sudah radikal. Bagaimana penanganan di sini. Itu yang harus diformulasikan. Itu tugas kami lintas kementrian untuk memikirkan itu,” kata Eks Kabareskrim Polri ini.
Di Surabaya, Ketua umum PBNU KH. Said Aqil Sirajd juga telah menyampaikan kepada Kapolri Jenderal Tito Karnavian agar memantau sejumlah lembaga yang mengatasnamakan Islam di Indonesia namun menjadi penyebar paham radikalisme, termasuk Majelis Mujahidin.
“Ada 20 pesantren, semuanya Wahabi. Wahabi memang bukan teroris tapi ajarannya ekstrem. Kita ini semuanya dianggap bid’ah dan musyrik karena menurut mereka Maulid Nabi itu bid’ah, Isra’ Miraj bid’ah, ziarah kubur musyrik, haul musyrik, dan semuanya masuk neraka. Kami khawatir murid mereka memahami kalau begitu boleh dibunuh dong orang ini karena kerjaannya musyrik semua,” kata Kang Said di sela-sela penandatangan MoU PBNU-Polri dalam penanganan konflik sosial dan ujaran kebencian (hate speech) di Surabaya, (1/9).
Meski kelompok teroris seperti ISIS di Suriah semakin terjepit, pemerintah Suriah tetap menegaskan tekadnya untuk membersihkan semua wilayah dari keberadaan kelompok-kelompok teroris.
“Suriah bertekad untuk membebaskan dan merebut kembali semua wilayah negara ini dari pendudukan teroris,” kata Presiden Assad di sela-sela shalat Hari Raya Idul Adha di kota Darayya, Suriah, (12/9) seperti dikutip kantor berita SANA. [islamindonesia.id]