Kanjeng Dimas Taat Pribadi NKRI NEWS, JAKARTA – Pimpinan Padepokan Kanjeng Dimas di Probolinggo, Jawa Timur (Jatim), Taat Pribadi, ya...
Kanjeng Dimas Taat Pribadi
NKRI NEWS, JAKARTA – Pimpinan Padepokan Kanjeng Dimas di Probolinggo, Jawa Timur (Jatim), Taat Pribadi, yang punya ribuan pengikut se-Indonesia, tetap membantah melakukan penipuan terhadap para korban dan pengikutnya. Sebab, memang mengaku punya kemampuan untuk melibatgandakan uang dengan memakai ilmu dari bantuan jin.
“Insya Allah bisa (menggandakan uang). (Caranya) dengan ilmu,” ujar Taat sebelum digiring petugas ke ruang pemeriksaan Polda Jatim Rabu (29/9/2016).
Namun, saat diminta untuk membuktikannya, Kepala Subdit I pada Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jatim, Ajun Komisaris Besar Polisi Cecep Ibrahim, mengatakan, Tata tidak bisa membuktikanya.
“Katanya jin ifritnya kabur,” tutur Cecep.
Taat menjanjikan kepada pengikutnya bahwa uang dengan nominal dua kali lipat dari jumlah setoran akan cair setiap ritual istighosah (pengajian/doa bersama). “Tapi ternyata realisasinya tidak ada,” katanya.
Besaran uang yang disetorkan pengikut Taat beragam: dari jutaan, ratusan juta, bahkan ada yang menyetor miliaran rupiah. Jika dihitung dari jumlah korban yang lebih 20 ribu orang, uang yang dikuasai Taat diperkirakan mencapai ratusan miliar.
“Satu laporan penipuan di Mabes Polri saja kerugiannya Rp20 miliar. Di Polda Jatim tiga laporan total kerugian Rp1,5miliar. Belum korban-korban lain yang belum melapor, kami masih menunggu,” terangnya.
Cecep mengungkapkan, dalam menjalankan praktik penggandaan uang, tersangka merekrut koordinator-koordinator yang diberi gelar sultan. Setiap sultan diharuskan mengumpulkan pengikut, seperti MLM (multilevel marketing) atau isnis dengan metode pemasaran sistem berjenjang),
Taat Pribadi atau Kanjeng Dimas ditangkap aparat gabungan Polres Probolinggo dan Polda Jatim pada Kamis, 22 September 2016. Dia disangka mengotaki pembunuhan dua anak buahnya, Ismail Hidayat dan Abdul Gani. Penangkapan Dimas Kanjeng dikawal hampir seribu polisi. (Obsessionnews.com)