NKRI NEWS - Mereka adalah Kahiyang Ayu, Kaesang Pangarep, dan Gibran Rakabuming Raka yang tak lain merupakan anak dari seorang Presiden ...
NKRI NEWS - Mereka adalah Kahiyang Ayu, Kaesang Pangarep, dan Gibran Rakabuming Raka yang tak lain merupakan anak dari seorang Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Anak seorang sosok nomor satu di Indonesia yang menjadi Presiden sekitar satu tahun lalu. Namun, apakah ada yang berubah dari mereka?
Tentu kita akan setuju untuk menjawab seperti tak ada yang berubah dari keluarga ini selain dari penyesuaian keamanan dan beberapa hal lainnya sesuai dengan prosedur kepresidenan.
Mengutip dari Indoheadlinenews.com beberapa poin tentang perbedaan yang tidak dipunyai oleh anak Presiden Jokowi bila dibandingkan dengan anak Presiden lainnya adalah sebagai berikut ini:
1. Bergaul dengan para pengusaha dari perusahaan-perusahaan besar untuk memenangkan tender proyek mereka, cukup dengan selembar kertas memo kecil dan kamu akan dapat komisi yang 'gila' banyaknya.
2. Mainlah Golf, memacing atau balapan mobil tiap saat. Ini juga bisa menaikkan namamu sebagai atlet golf atau pembalap nasional.
3. Menjadi petinggilah di Partai yang mendukung bapakmu agar bisa menjadi minimal anggota DPR. Lumayan, tidur saja digaji mahal.
4. Stay di Paris atau Amrik, hidup santai, slow, happy-happy, selfi-selfi, dokat banyak dari hasil lobby para pengusaha. Semua ini tentu bisa kamu lakukan, mau apalagi? Nikmatilah hidupmu.
5. Minimal kamu harus punya saham kosong di perusahaan besar yang bergerak diperminyakan atau tambang. Lumayan tidak perlu modal tiap bulan kamu bisa berpenghasilan milyaran.
6. Jadi broker, belanja di luar negeri keperluan negara ini baik pesawat, senjata atau minyak. Lalu kamu jual kembali pada negara ini dengan harga lebih mahal, sekali transaksi bisa bikin kamu kaya 3 turunan.
7. Bergayalah seperti anak presiden atau anak pejabat lainnya, bergaul sebagai anak orang nomor satu di negeri ini yang borjuis, gaya, modern. Toh berapapun uang yang kamu butuhkan untuk tampil borjuis dan gaul bisa kamu dapatkan tanpa perlu kerja.
8. Lobby-lah para petinggi partai-partai besar, beri mereka peluang dan bantu mereka membujuk bapakmu, agar segala keinginan orang-orang partai itu yang ingin menjadi menteri atau pejabat tinggi di pemerintahan bapak-mu bisa tercapai. Bayangkan berapa keuntungan yang kamu akan dapatkan jika mereka menjadi menteri atau pejabat tinggi.
9. Kumpulkanlah uang sebanyak-banyaknya dari sekarang bagaimanapun caranya, mumpung bapakmu masih berkuasa. Agar suatu saat ketika masa jabatan bapakmu selesai, kamu sudah memiliki harta untuk 7 turunan.
10. Jadilah pengusaha yang elit dan perusahaan juga yang bonafid, perusahaan Batu Bara, Timah, Biji Besi, Nikel atau Emas sekalian. Monopoli-lah tambang. Tancapkan kekuatan perusahaanmu dari sekarang, dijamin dalam waktu 2 atau 3 tahun perusahaanmu akan menjadi salah satu perusahaan terbesar di negeri ini.
11. Carilah pasangan hidup dari keluarga keraton, dari kalangan artis atau pejabat. Aku yakin mereka tidak akan menolak kamu. Itu juga sebuah keuntungan, kamu bisa jauh lebih nge-top dari sebelumnya
Nyatanya yang 11 poin ini sama sekali tak ada satu pun yang nyangkut pada Gibran, Kaesang dan Kahiyang. Terlebih lagi pada poin 11. Faktanya anak dari Presiden sebelumnya mencari pasangan dari kelaurga keraton, kalangan artis atau minimal pejabat. Nyatanya, menantu Jokowi hanya seorang model daerah biasa.
Dan karena ini juga netizen menjadi usil dan bikin surat terbuka ini:
Dear Gibran
Anda seharusnya ada di Dubai atau London, membahas bagaimana caranya agar Indonesia bisa membeli minyak dengan harga murah dan dijual kembali dengan harga selangit kepada rakyat. Anda dan istri seharusnya sedang duduk hepi-hepi dengan Mister Riza Chalid disana, ketawa-ketiwi, nge-wine, yang ujung-ujungnya membuat perusahaan tandingan Petral (Petral jilid II).
Ngapain coba anda mikirin kombinasi rasa untuk martabak, Marshmallow? Nutella? atau Chocochips? Ah enggak level, kami kecewa!.
Saya kecewa karena anda ternyata tidak tertarik politik, ini kesalahan terbesar anda sebagai anak Presiden. Bayangkan, untuk menjadi politikus, seorang harus susah payah bayar sana bayar sini, lobi sana, lobi sini sampai bunuh diri. Lha anda yang mendapat previlej itu malah enggak mau.
Apa karena bapak anda bukan pendiri partai? ah tak jadi soal, si ibu ketua partai sepertinya mudah saja dilobi, apalagi pamornya naik karena bapak anda. Apa susahnya buat anda?. Moncong putih harus dikembalikan kejayaannya, ibu ketua partai sudah terlalu "sepuh", butuh kaum muda bermental baja seperti anda. Tapi..ah..
Terus terang kami dan kawan-kawan anda yang lain kecewa puool, karena kami sudah membayangkan beragam proyek yang bisa anda berikan kepada kami. Andaikan saja anda bisa membagi satu persen RAPBN 2016 dari sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang sebesar 7.9 Trilyun, maka dengan keuntungan 30% saja, anda dan kami bisa menikmati keuntungan 23,7 milyar rupiah tanpa harus menguras tenaga. Not bad untuk awal. Dan tak mungkin kan kita hanya ambil untuk 30%, kalau bisa 100%.
Belum lagi dari sektor lainnya, prediksi kasar 300 milyar keuntungan bisa kita peroleh. Tapi sekarang bubar, masak kami mau proyek katering. Nggak lah yau..
Surat ini tentunya juga mewakili kekecewaan para jomblowan warga Solo. Bagaimana tidak, anda telah merengut harapan jomblowan se-seantero Solo untuk memiliki resolusi "2016: Aku tidak akan jomblo lagi, Selvi tunggulah mas mu!".
Sekarang resolusi itu harus mereka kubur dalam-dalam dengan air mata, dan menderita kembali karena status tanpa harapan. Wahai para jomblowan Solo, menangislah sebelum menangis itu dilarang.
Apa sih sulitnya anak presiden seperti anda mendapatkan gadis secantik Mariana Renata atau Nabila Syakieb, semanis Dian Sastro, seseksi Bebie Julius atau bahkan se-hot Nikita Mirzani. Ohya, banyak juga anak-anak pejabat lain yang siap anda pinang sebagai konsolidasi politik bapak anda. Sah? tentu saja sah, apa yang tidak sah dinegeri ini kalau yang berbicara kekuasaan dan uang?
Tapi anda malah memilih gadis sederhana yang rumahnya saja harus di permak total untuk siraman dan midodareni. Dan kami tambah kecewa karena bapak anda justru bangga dengan kesederhanaan itu, kami kecewa.
Pesan kami untuk anda di 2016, ambil kursus '12 Jam Teknik Kumon: Bagaimana Menjadi Anak Presiden'. Banyak guru yang siap mengajari. Ada mas Bambang, belajarlah bagaimana mengelola saham, proyek dan beristri yang cantik jelita glamour. Dia adalah kombinasi sempurna, ada mas Tomy dan juga ada mas Ibas, belajarlah bagaimana menjadi politikus dan teknik lobi.
2016, jadilah anak Presiden sebenarnya, contohlah mereka-mereka itu yang mulai membangun trah, membangun dinasti kelas kakap di negeri ini. Kami siap mendukung mu, kami ingin cipratanmu. Bukan cuma ketusanmu di media. (Beritateratas.com)
Salam haters,
[Karena haters juga butuh asupan 'GIZI']