NKRI NEWS, BOGOR - Indonesia saat ini dihadapkan pada potensi konflik dan perang yang dipicu berbagai persoalan. Di era perang modern ...
NKRI NEWS, BOGOR - Indonesia saat ini dihadapkan pada potensi konflik dan perang yang dipicu berbagai persoalan.
Di era perang modern saat ini, proxy war atau perang tanpa bentuk disebut sebagai senjata ampuh melumpuhkan suatu negara.
Dalam kuliah umum di Universitas Pertahanan Indonesia (Unhan) Sentul, Bogor, Jawa Barat, Jumat (26/8/2016), Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengingatkan semua pihak untuk mewaspadai proxy war.
Gatot mengatakan, salah satu ancaman proxy war yang dihadapi Indonesia adalah narkoba. Penyalahgunaan narkoba menjadi salah satu bentuk proxy war yang digunakan oleh pihak asing untuk kepentingannya dalam mengelola sumber daya alam (SDA) Indonesia.
"Narkoba adalah bisnis ilegal yang paling besar di Indonesia. Bisnis ilegal pasti bersentuhan dengan aparat penegak hukum agar mendapat perlindungan. Bisa polisi, bisa TNI, kejaksaan, maupun hakim," ujar Gatot.
Gatot mencontohkan, negara Tiongkok pernah menjadi angkatan perang paling kuat di zamannya, dan bisa dikalahkan karena perang candu. Narkoba pun sekarang sudah menjadi perang candu di Indonesia.
"Nah, Indonesia sedang mengalami hal itu (perang candu) saat ini," kata Gatot.
Lanjutnya, Indonesia adalah negara besar dengan penduduknya yang sangat banyak. Dengan jumlah penduduk yang besar, maka Indonesia menjadi sangat menarik bagi bandar-bandar narkoba untuk menjalankan dan mengedarkan narkoba.
Baca : SBY Jadi Jubir Demokrat Karena Ibas Nyaris Tersangka?
"Dalam proxy war tidak bisa dilihat siapa lawan dan kawan, tetapi perang tersebut dikendalikan oleh negara lain," tuturnya.
Untuk menangkal ancaman tersebut, Indonesia harus menjadi negara agraris, negara maritim, dan negara industri. Indonesia juga harus didukung oleh generasi muda yang menjadi agen perubahan dan pemersatu bangsa.
"Kalau mulai sekarang kita tidak berhati-hati dan bersatu, maka tunggu ancamannya, sehingga mari kita bersatu dalam mencegah perang agar tidak lagi mengancam Indonesia," tutupnya. (KOMPAS.com)