Pemecatan Ruhut sebagai jubir Demokrat cukup menghentak. Sebab kita semua tahu bahwa Ruhut adalah orang yang sangat loyal pada SBY. Sela...
Pemecatan Ruhut sebagai jubir Demokrat cukup menghentak. Sebab kita semua tahu bahwa Ruhut adalah orang yang sangat loyal pada SBY. Selain itu, eksistensi Ruhut sedikit banyak memperbaiki citra buruk Demokrat. Lalu kenapa SBY memecat Ruhut? Itu sudah dijawab oleh Pakar Mantan secara lucu dan logis.
Tapi sepertinya ada masalah sangat serius yang akan dihadapi partai Demokrat. Sehingga SBY yang sudah menjadi ketum partai harus rangkap jabatan sebagai jubir. Ini menjadi sejarah dan satu-satunya di Indonesia.
Awalnya saya berpikir Demokrat sedang menyiapkan strategi untuk merebut Jakarta di Pilgub 2017 nanti. Sangat masuk akal kalau harus memberhentikan Ruhut, sebab Ruhut selalu offside dalam memberi dukungan. Selangkah di depan keputusan partai. Saat ini Ruhut menjadi pendukung Ahok, sementara Demokrat sepertinya tidak dalam posisi berusaha memberi dukungan.
Tapi kalau dipikir-pikir, apakah seserius itu masalah Demokrat? Masa iya hanya karena mau Pilkada harus pecat ruhut dan SBY turun tangan langsung sebagai jubir Demokrat? Untuk itu saya coba prediksi tentang kemungkinannya.
Pertama
Demokrat sedang serius ingin mengusung calon dari keluarga Cikeas. Entah itu Ibas atau Bu Ani. Jika salah satu dari mereka maju di Pilgub DKI, maka Ruhut memang tidak boleh jadi jubir sebab dia sudah mendukung Ahok. Kalaupun dia mau mendukung calon dari Demokrat, kesannya jadi kurang greget.
SBY harus turun tangan merangkap jabatan agar semua pernyataan Demokrat adalah pernyataan Cikeas. Posisi jubir ini krusial, penting dan tidak boleh diberikan ke kader lain sebab yang ingin bertanding adalah keluarga SBY. Andai Demokrat mendukung Sandiaga Uno misalnya, saya 1,000% yakin SBY tak akan rangkap jabatan jadi ketum dan jubir partai.
Kedua
Demokrat sedang krisis dan dalam masalah besar. Lagi-lagi ini soal keluarga Cikeas. Ruhut diberhetikan sebagai jubir karena pernyataannya terlalu kaku dan lurus. Contoh saja seperti kasus Putu Sudiartana. Semua kader Demokrat mengelak bahwa dia tidak tertangkap tangan. Tapi Ruhut dengan gamblang menjelaskan bahwa Putu Sudiartana terkena OTT.
Saya pikir SBY turun langsung menjadi jubir karena adanya kemungkinan Ibas akan dijadikan tersangka oleh KPK dalam waktu dekat ini. Salah satu informan seword semalam memvalidasi prediksi saya ini.
Jika Ibas menjadi tersangka, sebenarnya tidak akan membuat kaget kita semua. Sebab nama Ibas memang kerap disebut oleh semua pimpinan Demokrat yang ada di penjara saat ini. Nazarudin, Anggelina Sondak sampai Anas Urbaningrum menyebut Ibas terlibat.
Tapi, suka tidak suka Ibas merupakan anak SBY, mantan penguasa 10 tahun. Jika sampai jadi tersangka, dapat ditebak betapa ambruknya pertahanan SBY saat ini. Dan untuk itu semua, rasanya memang SBY yang harus turun tangan menjadi jubir. Sebab kalau kader lain, suaranya bisa berbeda, tidak bijak dan tidak bisa ngeles secara prihatin.
Kemungkinan ini paling masuk akal karena sudah divalidasi oleh informan seword, sehingga kemudian saya jadikan judul artikel ini. Sebab kalau hanya masalah yang menimpa kader Demokrat, rasanya SBY tak harus turun tangan jadi jubir. Dulu saat ketum sampai bendaharanya diangkut KPK, SBY yang saat itu masih Presiden RI hanya mengambil posisi ketum. Padahal Demokrat sedang sangat krisis.
Ketiga
Rangkap jabatan sebagai ketum dan jubir ini agak aneh menurut saya. Seingat saya tidak ada parpol yang seperti Demokrat dan SBY. Lalu kenapa ini bisa terjadi? Ada kemungkinan SBY haus kekuasaan. Dia tidak cukup sebagai Ketum, tapi juga ingin merangkap sebagai jubir demi eksistensi dan aktualisasi diri.
10 tahun SBY menjadi pusat perhatian, tapi sekarang jadi orang yang tidak dianggap. Media kita sibuk dengan Ahok. Kalaupun tokoh nasional mantan Presiden, kita sibuk membahas cinta Habibie. Dalam politik, nama Mega jauh lebih diperhitungkan. Lihat saja sekarang, semua partai menunggu suara Mega.
Mungkin dengan merangkap jabatan sebagai jubir, nantinya SBY juga jadi incaran banyak awak media. Eksistensinya meningkat, minimal setara dengan Ruhut saat ini.
Semua prediksi di atas memiliki kemungkinan yang sejajar. Namun karena saya mendapat kabar dari informan seword, maka sepertinya yang sedang terjadi adalah prediksi nomer dua. Soal kapan Ibas akan dijadikan tersangka, saya tidak tau, tapi sepertinya dalam minggu ini. (seword.com)
Begitulah kura-kura.