NKRI NEWS, RIYADH - Para milyuner Saudi, termasuk keluarga kerajaan kini beramai-ramai meninggalkan kerajaan yang kini sedang dalam kris...
NKRI NEWS, RIYADH - Para milyuner Saudi, termasuk keluarga kerajaan kini beramai-ramai meninggalkan kerajaan yang kini sedang dalam krisis nasional akibat dilanda kerusuhan setelah kerajaan kaya minyak itu, Arab Saudi, sekutu terdekat Amerika di kawasan Timur-Tengah, mendeklarasikan agresi ilegalnya ke negara tetangganya yang miskin, Yaman.
Setelah naik tahta, raja Salman yang berusia sekitar 70 tahunan itu mengadopsi kebijakan dalam dan luar negeri yang ngawur, seperti memberikan kekuasaan yang berlebihan terhadap putranya yang ambisius, Muhammad bin Salman, wakil putra mahkota dan menteri pertahanan yang telah melakukan perombakan brutal di hampir semua posisi kunci pemerintah.
Menurut sumber-sumber lokal, sengketa antara anggota keluarga kerajaan yang tidak puas dengan tindakan raja dan putra mahkota, dengan pihak raja yang totaliter, telah mencapai klimaksnya dan bagai gunung berapi yang berada dalam posisi siaga satu, ketidakpuasan sosial itu siap meledak kapan saja. Para pangeran yang takut mulai melarikan diri ke negara-negara barat yaitu Perancis dan Inggris. Dengan berbagai dalih, mereka meninggalkan kerajaan yang terperangkap dalam perang berdarah terhadap bangsa asing, situasi keamanan yang rapuh dan kondisi ekonomi yang berantakan total.
Sementara itu, dihadapkan dengan ratusan pelarian para pangeran yang menarik sejumlah besar uang tunai dari bank sentral kerajaan, para pejabat Saudi berusaha untuk menghambat arus modal besar-besaran yang terus keluar, dengan memberlakukan langkah-langkah pembatasan moneter tertentu.
Langkah-langkah pembatasan itu antara lain adalah melarang pengiriman uang ke luar negeri jika bernilai lebih dari 500.000 dolar perbulan bagi setiap warga negaranya. Dan hanya bisa mungkin jika orang itu membeli properti di luar negeri dan setelah menyediakan dokumen-dokumen resmi terkait hal itu. Hal ini mengakibatkan adanya banyak kasus yang menunjukkan bahwa para pangeran Saudi yang putus asa kemudian memalsukan dokumen pembelian real estate untuk mentransfer aset mereka.
Pengamat politik percaya bahwa upaya balas dendan pasukan Yaman atas kejahatan perang Saudi adalah faktor utama dalam eksodus besar-besaran para pangeran Saudi tersebut. (Arrahmahnews.com)