NKRI NEWS – Ibadah naik haji merupakan kewajiban bagi muslim yang mampu baik dari segi materil ataupun imateril. Namun, belakangan ini...
NKRI NEWS – Ibadah naik haji merupakan kewajiban bagi muslim yang mampu baik dari segi materil ataupun imateril.
Namun, belakangan ini naik haji dimanfaatkan pula untuk sebagian orang mempromosikan untuk tidak memilih pemimpin kafir.
Bila dihubungkan, tentu ini menyindir Gubernur Jakarta, Ahok yang memang sebentar lagi akan melenggang maju di Pilgub DKI Jakarta 2017 mendatang.
Sebuah tulisan yang OkTerus.com kutip dari laman Kata Kita cukup menggambarkan fenomena yang cukup aneh ini.
Mereka dituding telah menodai makna sebenarnya dari menunaikan ibadah haji yang seharusnya mendekatkan diri kepada Allah SWT, bukannya dimanfaatkan dan dipolitisasi.
IBADAH HAJI UNTUK MENOLAK KAFIR
Semua agama itu pasti tujuannya baik untuk umat manusia di bumi ini, namun kadang semua agama dinodai oleh ulah oknum-oknum pemeluknya untuk kepentingan kelompoknya atau dirinya sendiri.
Mekah tanah suci yang mestinya datang untuk menuntaskan ibadahnya dengan tujuan suci, namun karena ambisi iri dengki di hati membuat ibadah yang suci itu ternodai. Lalu untuk apa mendapatkan gelar haji?
Menolak kafir sebagai pemimpin umat Islam jelas itu pilihan umatnya, menolak kafir sebagai pemimpin di negara demokrasi yang tidak berdasar satu agama jelas politisasi dari agamanya.
Dan KAFIR hanya satu kata dari bahasa Arab yang hanya populer di Indonesia bila sedang ada pesta demokrasi demi tujuan politisnya. Dan kafir bukan kata sakti sebagai kebenaran, Yahudi pun sudah lama mengatakan kafir kepada yang bukan Yahudi sebelum Alquran ada. Jadi Yahudi pasti berterima kasih kepada umat Islam yang telah mempopulerkan kata kafir itu hingga mendunia.
Bukalah Alkitab sebelum Alquran ada, kata KAFIR sudah tertulis di dalamnya. Artinya apa? Silahkan belajar, silahkan otak-atik gathuk bila itu membuatmu merasa benar. Belajar dari banyak kitab suci akan memberikan banyak pengetahuan, bila hati tanpa prasangka. (OkTerus.com)