Selama ribuan tahun, beberapa spesies makhluk hidup punah karena beberapa alasan, mulai dari yang bersifat alamiah, seperti bencana besa...
Selama ribuan tahun, beberapa spesies makhluk hidup punah karena beberapa alasan, mulai dari yang bersifat alamiah, seperti bencana besar, atau karena ulah manusia.
Berkembangnya ilmu pengetahuan, khususnya bioteknologi, membuka kemungkinan bagi para ilmuwan untuk "menghidupkan" kembali hewan-hewan yang telah punah tersebut. Bahkan, dilansir Science Alert, Senin (23/1/2017), the Long Now Foundation, melalui program Revive & Restore, telah memilih 25 hewan untuk dibangkitkan kembali.
Mengapa hewan-hewan yang sudah punah itu perlu dihidupkan kembali?
The Long Now Foundation menjawab dengan memajang sebuah artikel yang ditulis National Geographic berjudul "The Case of Reviving Extinct Species" pada laman resmi mereka.
Pada artikel yang ditulis Stewart Brand, ahli biologi yang mendirikan The Long Now Foundation itu, disebutkan bahwa "Konservasionis mempelajari keuntungan dari membangun harapan dan membangun di atas harapan. Spesies yang dihidupkan kembali dari kepunahan akan menjadi suar harapan."
Teknologi genetika dan sel punca (stem cell) memberikan kemampuan untuk melakukan kloning bahkan pada hewan yang tidak subur lagi, selama DNA hewan itu masih tersedia.
Bukan hanya itu, sejumlah spesies yang sudah punah pun dapat dihadirkan kembali hanya dengan sedikit mengubah genom spesies kerabatnya yang masih hidup. Demikian juga dengan pengembalian sejumlah ciri populasi yang telah lenyap.
Yang paling penting, untuk pertama kalinya, hewan-hewan tersebut harus diperkenalkan kembali ke alam liar, habitat dan makanan yang cukup, serta kontak yang terbatas dengan manusia.
Pada tahun 2003, upaya menghidupkan kembali pernah dilakukan ilmuwan Perancis dan Spanyol. Mereka berusaha menghidupkan kembali kambing liar yang dikenal dengan nama bucardo atau Pyrenean ibex. Kambing tersebut berhasil dilahirkan, tetapi hanya hidup selama 10 menit.
Walau demikian, membangkitkan kembali hewan yang telah punah, tentu saja tidak bisa dilakukan sembarangan. Membangkitkan mereka kembali memiliki banyak implikasi pada biologi dan ekologi.
Berikut 10 dari 25 kandidat hewan yang direncanakan akan dibangkitkan kembali.
Harimau Kaspia

Harimau Kaspia atau Panthera tigris virgata adalah salah satu hewan yang sudah punah pada era tahun 1060-an. Semasa hidupnya, harimau jenis ini dapat ditemukan di Turki dan Asia Tengah, termasuk Iran dan Irak, serta barat laut Tiongkok.
Harimau ini bisa mencapai berat lebih dari 136 kg dan termasuk spesies terbesar yang pernah hidup. Mereka punah pada 1960-an. Para ilmuwan ingin membangkitkan mereka kembali dengan menempatkan harimau Siberia, yang nyaris identik dengan Kaspia, di habitat lama Kaspia.
Aurochs

Aurochs (Bos primigenius) adalah nenek moyang sapi modern yang pernah hidup di Eropa, Asia, dan Afrika Utara. Mereka telah punah sejak abad ke-17, namun tim ilmuwan dari Eropa tengah mencoba untuk menghadirkan kembali hewan itu.
Sapi kuno itu berperan penting dalam sejarah bangsa Eropa karena gambarnya banyak ditemukan pada dinding gua-gua di Benua Biru itu. Bahkan Kaisar Romawi Julius Caesar pernah mendeskripsikannya.
Parkit Karolina

Parkit Carolina adalah anggota keluarga burung nuri. Ia berwarna hijau, berukuran badan kecil, serta memiliki kepala yang berwarna kuning terang dan muka oranye. Burung ini hidup di Amerika Serikat bagian timur.
Burung jenis ini punah ketika satu-satunya yang tersisa tewas pada 1904 di Florida. Namun gen yang mirip burung tersebut dapat ditemukan pada beberapa jenis burung kerabat mereka yang hidup di Meksiko dan kawasan Karibia.
Cuban Macaw

Burung ini hidup di Kuba dan punah pada tahun 1885 dikarenakan perburuan liar, perdagangan, dan ditangkap untuk dijadikan binatang peliharaan.
Menurut Business Insider, ada rumor yang menyatakan bahwa ada penggemar burung yang berhasil mengembangbiakkan jenis yang mirip karena memiliki gen yang sama. Namun, tubuhnya sedikit lebih besar.
Dodo

Burung dodo adalah salah satu hewan punah paling terkenal. Burung tersebut hidup secara normal hingga akhirnya manusia datang ke rumah mereka di Pulau Mauritius, kemudian mengambil keuntungan serta membunuh mereka untuk dijadikan makanan.
Pada 2007, ilmuwan menemukan kerangka dodo paling awet yang pernah ditemukan dan mungkin mengandung DNA yang dibutuhkan untuk menghidupkannya kembali.
Woolly Mammoth

Para peneliti Korea Selatan dan Amerika berniat untuk membuat kloning Woolly Mammoth atau gajah berbulu yang hidup pada 40 ribu tahun lalu. Hal ini, diungkapkannya setelah menemukan bangkai hewan tersebut pada bulan Mei 4 tahun yang lalu.
Mammoth berbulu merupakan salah satu dari spesies gajah dan merupakan hewan yang sangat terkenal pada zaman es. Mammoth merupakan nenek moyang dari gajah, ukurannya pun tidak jauh berbeda dengan gajah Afrika yang hidup saat ini.
Tidak seperti bangkai gajah berbulu lainnya. Woolly Mammoth yang ditemukan di wilayah Siberia pada Mei 4 tahun lalu itu, masih memiliki sedikit jaringan dan sampel darah yang baik untuk bisa dikloning.
Pada tahun 2011, ilmuwan asal Tokyo mengumumkan sebuah pernyataan bahwa mereka akan memiliki seekor Woolly Mammoth dalam jangan waktu 5 tahun. Sementara secara teknis sangat mungkin untuk melakukan kloning mammoth berbulu tersebut dengan metode normal.
Yaitu dengan mengekstrak inti sel, lalu meletakkannya pada spesies lain dengan mengimplantasinya ke embrio hewan pengganti.
Populasi Woolly Mammoth terakhir hidup di Pulau Wrangel di Samudera Artik sekitar 4.000 tahun yang lalu.
Badak berbulu

Woolly Rhinoceros atau badak berbulu ini dapat ditemukan di Eropa dan Asia. Bentuknya yang besar dengan kaki yang kekar dan berkulit tebal membuat badak berbulu ini cocok hidup di lingkungan tunda dingin selama zaman es.
Manusia sering disalahkan atas kepunahan mereka. Oleh karena itu para ilmuwan ingin membangkitkannya lagi.
Lumba-lumba air tawar

Lumba-lumba ini dikenal dengan nama Baiji dan hidup di sungai Yangtze, Tiongkok. Hewan tersebut dipastikan sudah punah, akan tetapi para ilmuwan mengklaim pernah melihat salah satu dari lumba-lumba tersebut di sungai akhir tahun lalu.
Jika memang benar masih hidup, upaya konservasi akan segera dilakukan untuk membawa populasi mereka kembali.
Passenger Pigeons

Passenger pigeons atau merpati penumpang, merupakan spesies burung merpati yang dulunya sangat umum di Amerika Serikat. Merpati ini punah karena habitatnya dirusak manusia.
Perburuan juga menjadi salah satu penyebab utama mengapa burung ini punah. Mereka diburu untuk dijadikan makanan murah untuk budak.
Merpati penumpang terakhir, yang diberi nama Martha, mati pada 1 September 1914. Demikian dilansir Wikipedia.
Sapi laut

Steller Sea Cow atau sapi laut ini masih memiliki hubungan keluarga dengan manatee dan dugong. Sapi laut tersebut telah punah dan sebelumnya dapat ditemukan di pantai Laut Bering, Asia.
Sapi laut ini ditemukan pada tahun 1741 oleh para penyelam dan kurang dari 30 tahun setelah ditemukan, hewan ini dinyatakan punah pada tahun 1768. Tibanya manusia dan perburuan diperkirakan menjadi penyebab utama punahnya hewan ini.
Walau telah punah lebih dari dua abad, tulang-tulang mereka masih bisa ditemukan di pinggir pantai. Dari tulang-tulang tersebut, pada 2011 sekelompok ilmuwan Rusia berhasil membuat susunan DNA, yang membuka jalan untuk mengkloning hewan itu. (beritagar.id)