NKRI NEWS - Tidak ada orang tua yang tidak sayang pada anaknya. Ungkapan rasa sayang orangtua pada anaknya bisa melalui berbagai macam c...
NKRI NEWS - Tidak ada orang tua yang tidak sayang pada anaknya. Ungkapan rasa sayang orangtua pada anaknya bisa melalui berbagai macam cara.
Gambar di atas yaitu contoh yang ditulis Singindo dari akun Facebook salah seorang temannya pagi ini.
Pesan itu sangat unik bahkan banyak yg tidak berfikir hingga kesitu. Satu diantara langkah yang ditempuh oleh orangtua tersebut adalah dengan menyelipkan secarik kertas dibalik STNK motor anaknya yang berbunyi :
Bila anak saya tidak mematuhi mohon diberikan surat tilang warna biru (denda bayar di bank). Mohon tuliskan denda yang perlu di bayar sesuai sama kekeliruannya. Bila butuh motor di tahan, tahan saja. Sungguh yang menyuap serta yang disuap mendapat azab dari Allah SWT.
Secari kertas yang nampaknya tak berharga ternyata mempunyai nilai yang mulia. Tak saja bikin sadar si anak supaya selalu tertib berlalu lintas namun juga menyadarkan sang Polisi.
Dengan beredarnya info ini didunia maya, bukanlah mustahil hal semacam ini bisa menyadarkan beberapa orang yang membacanya.
Bila memanglah baik untuk anak kita serta orang banyak kenapa kita tak ikuti langkah orangtua itu?
Dalam ketetapan perundang-undangan sangat jelas mengatakan masing-masing tindakan razia mesti menempatkan pelang sedikitnya 100 mtr. dari tempat petugas paling depan berjaga.
Mirisnya, bukan hanya tak mematuhi, tiga polisi jalan raya jadi memukul ingindara yang ingin memastikan legalitas razia itu.
Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) M. Nasser menilainya, tindakan itu tidak semestinya dikerjakan oleh aparat penegak hukum.
Mengingat pekerjaan dari Polisi yakni menolong, bikin perlindungan, mengayomi dan melayani beberapa orang, tidaklah jadi demikian sebaliknya.
Menurut Nasser, permasalahan di atas semestinya berikan cukup alasan atasan ketiga polisi itu berikan sanksi tegas.
Apabila ketiga polisi itu tidak diberi sanksi, jadi citra Bhayangkara di mata beberapa orang akan makin alami penurunan.
" Polisi yakni rekanan beberapa orang, apabila ada seperti ini tidak benar. Karena itu harus ditindak keras tidak bisa ditinggalkan dan paling utama. Karena apabila ada buah apel yang busuk itu dalam satu keranjang itu hanya tinggal menunggu waktu apel yang lain busuk. Jadi sanksi hukuman harus jelas dan tegas, " katanya saat dihubungi merdeka. com, Selasa (17/5) malam.
Nasser memberi, tiga anggota kepolisian itu telah mencederai usaha dari Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti dalam lakukan perbaikan citra petugas berseragam cokelat tersebut di hadapan beberapa orang.
Sebagai penegak hukum, harusnya mereka melakukan tindakan sama seperti prosedur standard yang ada, tidaklah jadi tak mematuhi ketetapan itu.
" Tindakan ketiga anggota kepolisian itu sesungguhnya, menurut saya tidak benar karena demikian mengganggu
usaha pimpinan Polri untuk lakukan perbaikan citra dalam gagasan peroleh kepercayaan umum, dan itu tidak bagus serta tak pas dengan SOP (Standard Operational Prosedur), " jelas Nasser.
''Polisi harus menolong, bikin perlindungan, mengayomi dan melayani beberapa orang. Bahkan apabila ada beberapa orang memiliki permasalahan diberikan semacam pertolongan tidaklah dengan memarahinya, apabila benar dipukul jadi demikian keterlaluan, " sambungnya.
Di sisi lain, Nasser menginginkan orang-orang turut ambil segi dalam perbaikan citra kepolisian. Karena itu dia memohon agar apabila ada tindakan sama kembali berjalan untuk selekasnya mencatat nama petugas itu.
Bahkan apabila memang begitu mungkin saja tidak untuk segan-segan memfotonya. Tetapi data itu bukannya dimasukan ke media sosial, namun dilaporkan kepada pihak yang lebih berwenang.
" Beberapa orang apa yang butuh lakukan, apabila polisi yang harusnya menolong, bikin perlindungan, mengayomi dan melayani beberapa orang tidak berikan seperti itu? Beberapa orang tak perlu takut, difoto orangnya lalu dibawa ke kantor polisi. Misalnya yang tiga orang tadi di Ciputat, tidak butuh harus dibawa (laporannya) ke Ciputat, Tangerang, cukup dibawa ke Polsek paling dekat dilaporkan. Demikian paling utama itu, " tutupnya.
Terlebih dulu dikabarkan, moment pemukulan ingindara oleh tiga orang polisi itu dihadapi Wisnuhandy Widyoastono.
Melalui akun Facebook kepunyaannya, Selasa (17/5), Wisnu mengaku dipukuli tiga anggota kepolisian. Aksi kekerasan itu jalan saat dia bertanya surat pekerjaan mereka.
Bukannya dipenuhi, beberapa petugas jadi memarahinya hingga buat Wisnu demikian kali menjelaskan alasannya ajukan pertanyaan surat pekerjaan itu.
Tidak ada diduga, satu di antara polisi selekasnya memukul kepalanya, lantas diikuti dua relasi yang lain.
Mirisnya, komandan yang ada di depan korban hanya berdiam diri. Tak ada usaha untuk mengatasi aksi anak buahnya, waktu korban tersudut barulah atasan ketiga polisi itu memisahkan mereka. (cerminan.com)