NKRI NEWS – Tahun lalu Ahok mengeluarkan aturan tentang tata cara penjualan dan penyembelihan hewan kurban di DKI. Penjualan harus dil...
NKRI NEWS – Tahun lalu Ahok mengeluarkan aturan tentang tata cara penjualan dan penyembelihan hewan kurban di DKI.
Penjualan harus dilakukan di tempat yang telah ditentukan, tidak boleh lagi di sembarang tempat seperti selama ini.
Biasanya orang jual hewan kurban di mana saja. Ada tanah kosong, pakai. Termasu di trotoar, taman kota, atau sekedar tanah kosong di tengah pemukiman. Penyembelihan juga begitu. Di tanah kosong, halaman mesjid atau sekolah. Suka-suka saja.
Oleh Ahok, penjualan hewan kurban ditata. Dia sediakan tempat yang bagus. Penyembelihan juga diarahkan untuk dilakukan di rumah potong. Itupun tidak dipaksakan tiba-tiba, tapi diarahkan bertahap. Setidaknya orang paham dulu bahwa tempat terbaik untuk menyembelih hewan adalah rumah potong hewan.
Apa yang terjadi? Ahok dimaki-maki sebagai kafir musuh Islam. Tentu saja ini dikaitkan dengan “kesalahan” Ahok yang lain, seperti melarang pengajian di Monas. Pokoknya Ahok itu kafir, dan akan selalu mencari cara untuk mengganggu umat Islam.
Eh, kini langkah Ahok diikuti Pemkot Bandung di bawah pimpinan Ridwan Kamil. Pemkot Depok yang walikotanya bukan kafir juga ikut. Oalaaah, kok muslim ikut kafir, sih? Apakah kalian sudah tercemar oleh otak kafir Ahok?
Bukan. Sebenarnya memang begitulah harusnya. Jakarta ini bukan lagi kampung ndeso. Ini kota yang harus tertib tertata.
Yang marah tadi itu adalah orang-orang Islam yang mengira keterbelakangan itu bagian dari Islam yang harus mereka pertahankan.
Mereka mengira bahwa berislam itu sama dengan menjalankan gaya hidup orang padang pasir abad ke 7.
Jadi kalau orang abad ke 7 menempatkan hewan kurbannya di tanah-tanah kosong, itupun harus dipertahankan sekarang.
Kalau manusia abad ke 7 menyembelih kurban di tengah kebun, mereka mengira di abad 21 kebiasaan itu harus dipertahankan.
Orang-orang itu tidak tahu bahwa di negara-negara Arab abad 21 penyembelihan hewan kurban tidak di rumah potong dikenai hukuman denda.
Untungnya gubernur kita Ahok yang kafir. Ia tidak peduli soal ritual menyembelih kurban yang harus di tengah kebun, atau menempatkan hewan kurban sembarangan.
Ia hanya tahu bahwa penyembelihan hewan yang dagingnya akan dimakan harus dilakukan secara higienis. Maka ia tetapkan pengaturan ke arah itu. Ia hanya mau tahu bahwa kotanya harus bersih.
Ahok itu non muslim. Tapi kenapa kebijakannya ternyata sama dengan kebijakan beberapa negara Islam di Arab sana?
Karena pada tingkat yang substansial, Islam itu sama dengan peradaban maju mana pun. Bersih, tertib, tertata, itu adalah nilai maju yang sebenarnya dimiliki Islam dan agama mana pun.
Masalahnya, banyak orang Islam yang tidak sadar hal itu. Sayangnya, kita mesti disadarkan oleh Ahok soal itu.
Ya, untunglah gubernur kita Ahok yang kafir. Kalau tidak, mungkin tidak akan berani memulai. Karena takut dituduh kafir. Ahok tidak takut, karena dia sudah kafir dari sononya. (BACAKABAR.com)