NKRI NEWS - Demo menolak Ahok kembali digelar, kali ini giliran HTI. Dulu pernah ada juga demo menolak Ahok dari grup sesapian denganny...
NKRI NEWS - Demo menolak Ahok kembali digelar, kali ini giliran HTI. Dulu pernah ada juga demo menolak Ahok dari grup sesapian dengannya, FPI. Yang kemudian menunjuk Gubernur tandingan, entah sekarang ke mana si gubernur berpeci putih tersebut.
Demo seperti ini agak lucu ketika pesta demokrasi sebentar lagi digelar. Jika memang tidak mau Ahok jadi gubernur, silahkan kampanye mengusung calon yang didukung. Tak perlu malu-malu. Sebut saja siapa, Sandiaga? Yusril? Lulung? Atau siapa?
Ibarat jualan, kampanye menolak Ahok ini sama seperti kamu menjelek-jelekkan dagangan tetangga. Apakah kemudian daganganmu sendiri laku? NO. Jadi daripada kampanye menolak Ahok, sebaiknya mulai kampanyekan gubernur yang baik menurut kalian, setelah itu biarkan rakyat memilih. Kalau seperti sekarang kan HTI hanya kampanye menolak Ahok, terus rakyat disuruh milih siapa? HTI diam. Ini kan namanya mengatasi masalah tanpa solusi. Mirip ILK tapi mereka versi tidak lucunya dan sapi-sapian.
Hukum Allah dan demokrasi
Melihat Fanspage Felix yang mengaku ustad padahal muallaf (baru masuk islam), ada satu kalimat menggelitik yang membuat saya senyum kecut. Mari saya kutip:
Dalam aksi ini, @HizbutTahrirID ingin meluruskan bahwa penolakan kaum Muslim akan adanya pemimpin kafir, bukan terkait dengan urusan etnis atau suku, sebab itu bagian daripada takdir
Tapi semua ini bagian daripada taklif hukum dari Allah Swt, bahwa pemimpin dalam Islam diangkat untuk menerapkan hukum Allah, dan juga pemimpinnya diwajibkan Allah seorang Muslim
Banyak dalil yang menunjukkan pada hal itu, dan seluruh ulama telah bersepakat tentang haramnya orang kafir untuk memimpin kaum Muslim dalam urusan pemerintahan atau kekuasaan
Dan dalam kesempatan ini, juga ditegaskan bahwa Allah juga mewajibkan pemimpin yang dipilih kaum Muslim untuk menerapkan hukum Allah, sebagaimana Allah mewajibkan pemimpin Muslim.
Sebelum lebih jauh membahas, mungkin mari diperjelas terkait hukum Allah, hukum yang seperti apa? Sejauh yang saya paham, hukum Allah itu kompleks terkait ibadah manusia. Seperti shalat, zakat, puasa, nikah, haji dan ragam ibadah lainnya. Produk hukumannya yang ada dalam Alquran adalah hudud. Salah satu contohnya, hukuman bagi pencuri adalah memotong tangannya.
Dalam konteks kehidupan di Indonesia, produk hukuman hudud tidak berlaku. Kita menganut UUD 1945. Lalu pertanyaannya, masih relevan kah HTI mengatakan bahwa pemimpin harus muslim dan diwajibkan Allah?
Saya tidak anti pemimpin muslim. Tapi dalam konteks kehidupan bernegara di Indonesia, kita mengedepankan Pancasila dan UUD 1945. Kalau memang ada calon pemimpin muslim yang baik dan layak, saya dukung. Saya mengidolakan presiden muslim, Prof BJ Habibie dan Soekarno. Saya pendukung presiden muslim, Joko Widodo. Saya mengidolakan Habibie karena kecerdasannya, dibuktikan dengan puluhan paten yang dimilikinya. Soekarno dengan hadiah kemerdekaan. Saya mendukung Jokowi jadi Presiden karena melihat perubahan di Solo dan Jakarta. Bahwa Habibie muslim yang taat, Jokowi rutin puasa senin-kamis, itu bab lain. Saya tidak akan mendukung Jokowi kalau hanya karena faktor muslim taat, rutin puasa dan sebagainya. Saya mendukungnya karena perubahan.
Nostalgia salah kamar
Saya tidak anti pemimpin muslim. Tapi dalam konteks kehidupan bernegara di Indonesia, kita mengedepankan Pancasila dan UUD 1945. Kalau memang ada calon pemimpin muslim yang baik dan layak, saya dukung. Saya mengidolakan presiden muslim, Prof BJ Habibie dan Soekarno. Saya pendukung presiden muslim, Joko Widodo. Saya mengidolakan Habibie karena kecerdasannya, dibuktikan dengan puluhan paten yang dimilikinya. Soekarno dengan hadiah kemerdekaan. Saya mendukung Jokowi jadi Presiden karena melihat perubahan di Solo dan Jakarta. Bahwa Habibie muslim yang taat, Jokowi rutin puasa senin-kamis, itu bab lain. Saya tidak akan mendukung Jokowi kalau hanya karena faktor muslim taat, rutin puasa dan sebagainya. Saya mendukungnya karena perubahan.
Nostalgia salah kamar
Ahok Gubernur non-muslim, kafir, haram? Iya kalau yang dibaca ayat itu-itu saja dengan konteks jaman yang sama. Pemimpin jaman dulu tugasnya melindungi, sistemnya masih kabilah. Sekarang sistemnya sudah demokrasi, ada hukumnya, polisi, jaksa dan undang-undang. Pemimpin hanya jadi pelaksana amanat undang-undang, bukan lagi melindungi warga dari pelecehan ummat Yahudi.
Jadi kalau sekarang dan di Indonesia masih menyerukan pemimpin harus muslim, dapat dipastikan mereka tidak paham sejarah Islam dan demokrasi.
HTI ‘murtad’ dengan tujuannya sendiri
Saya memahami bahwa HTI menolak demokrasi dan Pancasila. Mereka menyebut demokrasi adalah sistem thogut. HTI mau hapus pancasila dan UUD 1945, mengganti demokrasi dengan khilafah.
Tapi saat demo menolak Ahok, mereka menggunakan salah satu produk demokrasi. Artinya apa? Mereka ‘murtad’ dengan tujuan dan keyakinannya sendiri. Menolak produk demokrasi, tapi menikmati demonstrasi. Ini sama seperti mereka demo menolak Ahok, tapi menikmati fasilitas Kartu Jakarta Pintar dan sebagainya. Kan sapi!
Kalau HTI mau tidak sudi hidup di negara pancasila dan UUD 45, buang KTP kalian. Pindahlah ke Arab atau negara manapun yang kalian suka. Kalau butuh ongkos transport, nanti seword.com yang gelar donasi buat kalian. Gampang. Yang penting kalian senang.
Kalau HTI mau mengubah Indonesia jadi negara khilafah, artinya kalian melawan negara dan sebaiknya segera dibinasakan.
Terakhir, sebenarnya HTI ini sekumpulan orang mau mengatasi masalah tanpa solusi. Coba sekarang tanya mereka, menolak Ahok, terus warga DKI disuruh milih siapa? Mereka tak akan bisa jawab. Kalaupun bisa jawab, paling jawabannya hanya “yang penting muslim.” Iya tapi siapa? Mereka akan diam tak berani sebut nama. Karena apa? Karena merekapun tak yakin dengan keislaman sosok calon Gubernur lawan Ahok. (seword.com)
Begitulah kura-kura.