NKRI NEWS - Sebagian kalangan pria tentu tak asing dengan rokok. Bagi yang sudah kecanduan, benda kecil itu punya arti yang sangat penti...
NKRI NEWS - Sebagian kalangan pria tentu tak asing dengan rokok. Bagi yang sudah kecanduan, benda kecil itu punya arti yang sangat penting. Rokok dianggap memberikan kenikmatan tersendiri bagi para penghisapnya. Tapi akibat efek rokok yang tak baik untuk kesehatan, berbagai langkah pun dilakukan pemerintah untuk menekan jumlah pengguna rokok baru. Salah satunya dengan menggunakan gambar-gambar menyeramkan yang ditampilkan pada kemasan rokok. Tapi siapa sangka di balik bahaya rokok yang saat ini digembar-gemborkan, rokok kretek dulunya terbentuk karena bisa menjadi obat sakit dada.
Kisah kretek bermula di Kudus. Menurut kisah yang brilio.net kutip dari Museum Kretek Kudus, Minggu (14/6), riwayat kretek bermula dari H Jamhari pada akhir abad 19 M. Awalnya, penduduk asli Kudus itu merasakan sakit pada bagian dadanya. Setelah dioleskan minyak cengkeh pada bagian dada dan pundak, sakitnya pun reda meskipun belum sepenuhnya. Ia lalu mencoba mengunyah cengkeh dan hasilnya lebih baik.
Akhirnya ia memutuskan menjadikan rempah-rempah itu sebagai obat. Caranya sederhana, cengkeh diiris halus dan dicampur dengan tembakau, setelah itu dibungkus dengan klobot kering dan diikat benang. Hasilnya di luar dugaan, penyakit sesak dadanya menjadi sembuh.
Cara ini lalu cepat tersebar di lingkungan sekitar H Jamhari, hingga banyak permintaan rokok buatannya. Dia kemudian mencoba menjual rokok secara kecil-kecilan, tiap 10 batang rokok diikat dengan seutas tali tanpa kemasan dan merk.
Selain terkenal dengan sebutan rokok obat, ada juga yang menyebut rokok buatan H Jamhari sebagai kretek. Nama kretek ada karena ketika dibakar dan dihisap menimbulkan bunyi kretek-kretek.
Sepuluh tahun kemudian temuan H Jamhari itu menjadi dagangan menarik di tangan Nitisemito, perintis industri rokok di Kudus. Bisnis rokok Nitisemito pada awal abad 20 menjadi tonggak awal berkembangnya industri rokok kretek di Indonesia. (Brilio.net)