NKRI NEWS - Sepekan lalu, sebuah perusahaan penyalur tenaga kerja di Arab Saudi memajang tiga Pekerja Rumah Tangga (PRT) di sebuah pusat...
NKRI NEWS - Sepekan lalu, sebuah perusahaan penyalur tenaga kerja di Arab Saudi memajang tiga Pekerja Rumah Tangga (PRT) di sebuah pusat perbelanjaan kawasan Provinsi Timur yakni di Kota Dhahran, Arab Saudi. Pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) telah menyerahkan nota diplomatik kepada Kementerian Luar Negeri Arab Saudi yang isinya menyatakan keprihatinan dan menyesalkan terjadinya peristiwa tersebut.
Analisis Kebijakan Migrant Care, Wahyu Susilo meminta agar pemerintah Indonesia, yakni KBRI untuk melakukan investigasi yang lebih mendalam pada peristiwa tersebut dan memastikan dengan benar bahwa ketiga pekerja tersebut merupakan Warga Negara Indonesia (WNI) atau bukan WNI.
“Kalau memang ketiga pekerja wanita tersebut warga kita, harus protes. Karena itu merupakan suatu tindakan yang tidak baik. Pemerintah Indonesia harus melakukan investigasi dan pastikan kebenarannya,” tutur Wahyu kepada merdeka.com saat di konfirmasi melalui sambungan telepon, Kamis (18/8).
Dilanjutkannya, jika peristiwa tersebut merupakan daerah Otoritas Arab Saudi. Apabila para pembantu tersebut merupakan warga Indonesia, dia berharap agar KBRI segera melakukan proses diplomatik.
“Ya setidaknya menuntut praktik itu harus dihentikan, dan segera lakukan protes secara diplomatik. Peristiwa tersebut merupakan bentuk keremehan dan pelecehan, tahapan kita meminta pemerintah Indonesia melakukan investigasi pada peristiwa itu,” tandasnya.
Sebelumnya, sebuah perusahaan penyalur tenaga kerja di Arab Saudi memajang Pekerja Rumah Tangga (PRT) di sebuah pameran di mal di KOta Dhahran, Sabtu (13/8). Mereka mengiklankan jasa para PRT bagi siapa pun yang berminat.
Juru bicara Kementerian Tenaga Kerja dan Pembangunan Sosial Khalid Abalkhalil mengatakan bahwa pemerintah telah mengecam tindakan perusahaan tersebut dan akan segera menggelar penyelidikan.
“Perusahaan itu memajang beberapa PRT di pusat perbelanjaan di Provinsi Timur. Mereka memamerkan PRT sebagai bagian dari pemasaran untuk menarik konsumen. Tapi pengunjung menilai perbuatan itu sangat merendahkan PRT karena mereka seperti barang dagangan,” tutur Abalkhalil, seperti dilansir Saudi Gazette.com, Selasa (16/8). (nkritoday.com)
Bagaimana Tanggapan Anda?