Kejadian yang cukup mencekam terjadi di Kota Tanjung Balai, Sumatera Utara. Dimana kerusuhan terjadi dikarenakan salah satu warga ketu...
Kejadian yang cukup mencekam terjadi di Kota Tanjung Balai, Sumatera Utara. Dimana kerusuhan terjadi dikarenakan salah satu warga keturunan tionghoa yang bertempat tinggal di sekitar masjid meminta dan memohon untuk mengecilkan volume mikrofon masjid karena dulunya suaranya tidak terlalu keras dibandingkan sekarang.
Permohonan dari wanita tionghoa tersebut tidak diterima oleh para umat muslim, justru warga tersebut langsung marah dan melakukan kerusakan. Sedikitnya 8 vihara dan kelenteng dibakar habis-habisan.
Lantas apa tanggapan pendiri vihara ketika viharanya dibakar? Sangat mengejutkan, justru ia berterima kasih kepada umat muslim yang telah membakar viharanya.
Berikut kutipan pernyataan pendiri vihara yang telah menjadi viral di media sosial:
Sejak muda mama membangun satu vihara di tanjung balai namanya vihara Tri Ratna, dari tempat ibadah yang kecil menjadi tempat ibadah yang megah, tadi malam vihara itu di bakar hancur oleh umat agama lain,
Pagi ini saya telepon mama karena beliau pasti sangat sedih sekali,
Dan kaget akan jawaban nya.
"Kita harus berterima kasih kepada orang yang membakar, karena tempat itu sekarang menjadi ladang untuk menanam karma baik yang sangat luar biasa bagi siapapun yang akan membangun kembali vihara itu, sayang mama sudah terlalu tua..."
"Mama nga sedih? Nga marah?"
"sila pertama dari agama budha adalah metta : cinta kasih, masak kamu lupa? Orang yang membakar akan terima karma nya itu urusan alam ini, kalau kita marah, membenci apalagi membalas dengan membakar tempat ibadah orang lain ya jadinya kita yang membuat karma buruk... "

