NKRI NEWS – Habis baca pekikan2 riang para pengagum Santoso, saya jadi tertarik membaca masalah “jenazah yang berkeringat dan bau wangi...
NKRI NEWS – Habis baca pekikan2 riang para pengagum Santoso, saya jadi tertarik membaca masalah “jenazah yang berkeringat dan bau wangi “
Daripada sibuk membahas masalah dr sisi kedokteran, saya cenderung ingin melihat dari sisi riwayat atau hadis. Kan katanya harus berpatokan pada Quran dan hadis.. Yah kita ikutin sudut pandang mereka sekali2.
Memang ada beberapa riwayat bahwa salah satu tanda seorang mukmin meninggal cirinya adalah terlihat keringat di dahinya. Salah satunya, Rasulullah Saw mengatakan : “Orang yang beriman itu mati dengan keringat di dahi.” Dan hadis ini dianggap shahih oleh beberapa ulama.
Oke, kita juga tidak perlu meributkan shahih atau tidaknya. Kita coba gali pendapat ulama atau penafsiran terhadap hadis spt ini.
Ternyata banyak perbedaan pendapat di antara ulama masalah penafsiran. Ada yg berpendapat bahwa keringat itu pertanda seorg mukmin yg bekerja keras dalam hidupnya. Ada juga ulama yg berpendapat bahwa ketika seorang itu malu dengan Tuhan pada waktu kematiannya sehingga ia berkeringat.
Yah, ulama juga manusia, jangan samakan dengan pisau belati. Ada yg bener menafsirkannya dan ada juga yang salah. Seperti kata Imam Ali as, ” periwayat ilmu banyak tapi yg memahaminya sedikit..” Berarti ada juga ulama yang salah paham, kurang paham sampe gagal paham.
Saya lebih condong kepada pendapat ulama yang mengatakan bahwa keringat di dahi jenazah adalah tanda perjuangan seorg mukmin menjelang ajalnya ketika menghadapi sakratul maut yg berat. Dan ini sesuai dengan perkataan Rasulullah Saw bahwa , ” Sakratul maut dapat membersihkan dosa2 orang muslim”. Sakratul maut yg menyakitkan adalah fasilitas dr Tuhan utk membantu membersihkan dosa2 di dunia dan ini menunjukkan Tuhan itu Maha Pengasih dan Penyayang.
Perjuangan saat sakratul maut itulah yang menyebabkan dahi seseorang menjelang ajalnya berkeringat. Catat ya, menjelang ajal. Bukan ketika ajalnya sudah pergi beberapa jam kemudian.
Begitu juga bau wangi yang disebutkan dalam hadis2 adalah sebuah bahasa pendekatan sebagai penghargaan kepada seorang yg meninggal syahid. Bau wangi itu bukan kapasitas manusia menciumnya, kecuali mayat tersebut – biasanya – disemprotkan parfum supaya wangi.
Apa yang bisa kita pelajari dari sini ?
Bahwa ayat dan hadis selalu dijadikan propaganda untuk menjustifikasi seseorang. Ketika orang itu termasuk kelompoknya, maka di kampanyekan-lah ia sebagai org yang berkeringat dan bau wangi. Tapi jika tidak – seperti kasus jenazah almarhum Husni Kamil Ketua KPU – lalu di caci maki dgn wajah yg menghitam pada jenazahnya. Hanya karena Prabowo tidak menang pilpres, almarhum mendadak jadi kafir dan ini pasti salah Jokowi.
Muslim cabe2an memang gitu.
Mereka cenderung lebay ala anak alay. Kerjanya ber-ilusi terus. Ilusi ISIS adalah khilafah, ilusi Erdogan sebagai pemimpin kaffah, ilusi nge-seks dengan 72 bidadari di surga, ilusi dapat kavling di Pondok Surga Indah.
Mereka sulit menerima fakta, bagaimana mungkin seseorang yang dengan dingin mampu menggorok seorang lelaki tua dan menyebarkan film-nya dengan bangga adalah seorang syuhada ?
Apa mungkin Tuhan memberi surga kepada mereka yang menyakiti manusia lain ? Sedangkan dalam surat An-Nisaa 4/93, disebutkan membunuh seorang yang beriman janjinya adalah neraka jahanam ? Syuhada lebih pantas disematkan kepada lelaki tua yang digorok oleh mereka.
Hidup mereka dalam bayang2 kejayaan tapi cara mereka sangat merusak. Semua halal, asal mimpi tercapai. Mereka onani sejak lama dan berharap ejakulasi berjamaah.
Mungkin mereka terjebak begitu lama di tol Brebes sehingga sangat lelah.
Perlu banyak minum kopi sehingga kafeinnya membuka cakrawala berfikir seluas2nya.
” Orang yang paling dungu adalah mereka yang menahan kebaikan namun berharap sanjungan dan berbuat keburukan namun berharap pahala bagi dirinya..” Imam Ali as. (DENNYSIREGAR.COM)