Petugas amankan sejumlah barang bukti dari rumah terduga teroris, Heriyanto alias Hasan di Kartasura, Selasa (19/7/2016) NKRI NEWS - ...
Petugas amankan sejumlah barang bukti dari rumah terduga teroris, Heriyanto alias Hasan di Kartasura, Selasa (19/7/2016)
NKRI NEWS - Hasan Al Rasyid, 35, warga RT 004 /RW 010, Dusun Jetis, Desa Blulukan, Colomadu, Karanganyar, ditangkap Densus 88 antiteror Mabes Polri di Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo, Selasa (19/7/2016). Hasan sebelum ditangkap Densus 88 sempat mendatangi kantor Mapolresta Solo pada Selasa pagi.
Pria bernama Heriyanto alias Hasan yang merupakan anggota Front Pembela Islam (FPI) Colomadu, Karanganyar itu diduga terlibat kasus bom bunuh diri di Markas Kepolisian Resor Kota Surakarta menjelang Lebaran kemarin.
Seusai penangkapan, Densus 88 melakukan penggeledahan di tempat tinggal Heriyanto yang tidak jauh dari lokasi penangkapan. Penggeledahan itu berlangsung sekitar 90 menit.
"Penangkapan dilakukan tadi pagi di sekitar underpass Makamhaji," kata Wakil Kepala Polres Sukoharjo Komisaris Andhika Bayu saat ditemui di lokasi penggeledahan. Menurut Andhika, pria tersebut memiliki kaitan dengan Nur Rohman, pelaku bom bunuh diri di Polresta Surakarta.
Setelah menggeledah, polisi membawa sejumlah barang yang dimasukkan ke dalam kontainer. Polisi juga membawa sebuah golok berukuran cukup besar.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, Heriyanto berperan menyiapkan sarana untuk melakukan serangan teror berupa sepeda motor. Selain itu, dia pernah menyembunyikan Nur Rohman saat pelaku bom bunuh diri itu masih menjadi buron.
Salah satu warga menuturkan Heriyanto belum lama tinggal di kampung tersebut. "Baru sekitar setengah tahun," ucap warga yang enggan disebut namanya itu. Di kampung itu, pria yang belum lama menikah itu tinggal di rumah mertuanya.
Menurut dia, Heriyanto juga tidak pernah bersosialisasi dengan warga sekitar. "Kami hanya tahu dia kerja berjualan rica-rica entok," katanya. Warga juga tidak begitu tahu dari mana Heriyanto berasal.
Sebelumnya Hasan Al Rasyid,mendatangi kantor Mapolres Solo untuk menemui kapolres, Senin (18/7/2016). Kedatangan Hasan di Mapolresta Solo didampingi belasan anggota FPI Soloraya.
Hasan Al Rasyid mengatakan sejak terjadinya bom bunuh diri di Mapolresta Solo pada Selasa (5/7/2016) lalu yang dilakukan oleh Nur Rohman (warga Sangkrah RT 001/RW 012, Pasar Kliwon, Solo), polisi selalu membuntuti dirinya dan mengawasi rumahnya. Hal tersebut membuat dirinya dan keluarga merasa tidak nyaman dan terganggu.
“Saya tidak terlibat kasus bom bunuh diri di Mapolresta Solo, tetapi kenapa polisi selalu membuntuti,” ujar Hasan saat ditemui wartawan di Mapolres Solo, Senin.
Hasan mengatakan sebagai warga berhak memiliki kebebasan tanpa dibuntuti polisi. Ia mengaku merasa tidak nyaman dengan kejadian tersebut sehingga memberanikan diri datang ke Mapolres untuk meminta klarifikasi kepada polisi.
Dari hasil penelusuran, kata dia, dirinya dikaitkan karena memiliki hubungan dekat dengan salah satu pelaku teroris di Bekasi, yaitu Arif Hidayatullah, Hamzah, dan Andhika, yang ditangkap Densus 88 Antiteror pada 23 Desember 2015 di Bekasi. Ia mengakui Arif Hidayatullah adalah adik kandungnya.
(Beritateratas.com)