NKRI NEWS - 4 November jadi perbincangan hangat di media sosial. Makin dekat tanggal itu, sejumlah netizen mengunggah postingan menarik...
NKRI NEWS - 4 November jadi perbincangan hangat di media sosial.
Makin dekat tanggal itu, sejumlah netizen mengunggah postingan menarik.
Satu diantaranya, nasi bungkung dengan perbedaan pada karetnya.
Dalam foto itu, terdapat tulisan seperti ini.
KLASIFIKASI NASI BUNGKUS
Karet Merah Telur & Sayur Nangka
Karet Ijo Daging Rendang
Karet Kuning Teri Jengkol
4 NOVEMBER MAKIN DEKAT...
YUK DIPILIH KARETNYA!
Gambar ini diposting oleh akun kribon @h_kribons di twitter pada 31 Oktober 2016.
kribon @h_kribons
Beda lagi dengan akun Iman Sjafei @imanlagi yang berkicau tentang nasi bungkus.
Ia berkicau sudah menanyakan beberapa kenalan vendor nasi bungkus.
Nasi bungkus itu sudah dipesan untuk 4 November.
Rupanya, lauknya ikan dan telor.
"Iseng nanya bbrp kenalan vendor nasi bungkus ttg orderan buat tgl 4 nov. Lauknya ikan n telor . Kirain hajatan spesial nasbungnya pake ayam."
Menanggapi akan adanya aksi besar-besaran pada Jumat (4/11/2016) lusa, Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Wiranto mengeluarkan himbauan.
Wiranto mengimbau kepada demonstran untuk menyelesaikan aspirasinya tepat pukul 18.00 WIB atau sebelum itu.
"Bubar pukul 18.00WIB, jangan sampai dibubarkan. Itu kata undang-undang," kata Wiranto di Kantornya, Jakarta, Selasa (1/11/2016).
Dia mengimbau agar seluruh demonstran juga bisa tertib dalam menyampaikan aspirasinya tidak perlu membuat kegaduhan ataupun perusakan fasilitas umum.
"Bebas boleh tapi jangan ganggu kebebasan orang lain. Jangan sampai ada hal yang mencekam yang buat warga takut apalagi chaos, jangan sampai lah," ujarnya.
Ketertiban, kata Wiranto, sudah menjadi pembicaraan khusus saat pertemuan ormas Islam dengan pemerintah di Istana Negara pagi tadi.
"Para ulama tadi juga menyerukan agar kalaupun nanti ada demo tanggal 4 November yang digelar setelah salat Jumat, para ulama harap bisa digelar dengan damai, karena memang demo tak bisa dilarang itu merupakan satu hak untuk sampaikan pendapat di muka umum," katanya.
Fahri Minta Jokowi Tak Gugup, Fadli Zon Imbau Jangan Kabur
Dua politikus beda partai yang kerap memberikan kritikan tajam terhadap pemerintah yakni Fadli Zon dan Fahri berkomentar mengenai sikap yang seharusnya diambil Presiden Jokowi saat demo yang katanya akan digelar besar-besaran 4 November 2016 nanti.
Hari ini, Selasa (1/10/2016), di gedung DPR RI Jakarta, Fahri Hamzah mengharapkan Presiden Joko Widodo menerima aspirasi masyarakat pada 4 November 2016.
"Sudahlah Pak Jokowi enggak usah gugup. Dia itu presiden yang naik dengan pilihan yang sah dari rakyat. Dia kuat tapi harus tahu dia berpihak pada konstitusi dan hukum. Santai saja enggak usah gugup," kata Fahri Hamzah.
"Kekuasaan itu kata Pak Basuki punya Tuhan, kalau sudah diambil ya yang mengambil Tuhan. Santai saja," tambah Fahri Hamzah.
Politikus PKS ini mengaku akan menghadiri demonstrasi 4 November 2016.
Bahkan, Fahri mengajak Ketua DPR Ade Komarudin untuk ikut dalam unjuk rasa tersebut.
"Hadir dong. Saya menghimbau Ketua DPR harus hadir supaya menunjukan kepada masyarakat biasa itu demokrasi," kata Fahri Hamzah di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (1/10/2016).
Fahri Hamzah menyatakan sikapnya yang mengkritik pemerintah. Demonstrasi pada 4 November 2016 terkait dugaan penistaan agama yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
"Kita lagi ada perbedaan pendapat, tidak boleh ada pengistimewaan di depan hukum, melanggar konstitusi itu saja," kata Fahri Hamzah.
Imbauan Fadli Zon
Sementara itu, Fadli Zon meminta Presiden Joko Widodo menemui para ulama saat demonstrasi 4 November 2016.
"Kita berharap presiden masih bisa mendengar keinginan ulama kemarin itu ingin ketemu dan diterima langsung presiden. Jadi presiden jangan kabur," kata Fadli Zon di Gedung DPR, Jakarta, Senin (31/10/2016).
"(Jokowi) Harus ada di istana kemudian menerima mereka, saya kira itu bagus," kata Fadli Zon menambahkan.
Menurut Fadli Zon, persoalan dapat cepat teratasi bila Presiden Jokowi mau menerima pendemo yang diwakili ulama.
Ia meminta Presiden Jokowi tidak beralasan kunjungan keluar kota saat demonstrasi 4 November 2016.
"Jangan dicari acara kunjungan ke luar negeri, ke daerah atau dimana, terima saja. Ini bagus saya kira menyelesaikan masalah sehingga ada perwakilan dari tokoh-tokoh itu bertemu presiden langsung," kata Wakil Ketua Umum Gerindra itu.
Fadli Zon mengaku telah menemui para ulama di Gedung DPR.
Ulama-ulama tersebut, kata Fadli Zon, menduga Presiden Joko Widodo seolah-olah melindungi Ahok.
Hal itulah yang harus diklarifikasi oleh Presiden Jokowi.
"Saya sudah menyampaikan aspirasi mereka dalam bentuk surat yang meneruskan aspirasi masyarakat agar presiden klarifikasi karena kesan itu terlalu kuat menurut mereka," kata Fadli Zon.
"Termasuk diamnya presiden itu juga mengesankan mendukung Ahok," kata Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini menambahkan.
Fadli menegaskan masyarakat menginginkan kedamaian di Indonesia.
Namun, ia menilai Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menodainya.
Fadli Zon membantah elite politik yang memicu persoalan demonstrasi 4 November 2016.
"Yang memicu persoalan ini adalah Ahok. Biangnya itu dia, bukan yang lain. Ini harus digarisbawahi, pakai stabilo tebal-tebal. Dia (Ahok) biang keroknya," kata Fadli Zon. (TRIBUNSTYLE.COM)