CATATAN UNTUK PAK ZAKIR NAIK & PENGGEMARNYA Sebulan yang lalu saya sempat mendengar kabar bahwa Zakir Naik akan berkunjung ke dan ...
CATATAN UNTUK PAK ZAKIR NAIK & PENGGEMARNYA
Sebulan yang lalu saya sempat mendengar kabar bahwa Zakir Naik akan berkunjung ke dan akan mengadakan serangkaian acara di beberapa kampus di Indonesia. Kabar ini rupanya begitu menghebohkan sampai informasinya memenuhi newsfeed Facebook saya. Sebagian ada yang menantang para pengkritik Islam untuk datang ke acara tersebut, berharap Zakir Naik bisa menjawab argumentasi para pengkritik Islam yang selama ini tidak bisa mereka patahkan, atau mungkin lebih jauh berharap para pengkritik itu masuk Islam. Hmm..
Zakir Naik memang termasuk pendakwah yang terkenal. Saya sendiri mengetahui Zakir Naik sekitar 5 tahun lalu dari berbagai video yang tersebar di Youtube, dan sebagai penulis yang sering membuat artikel yang ada kaitannya dengan Islam, para komentator muslim yang kontra dengan saya di blog ini seringkali menyarankan agar saya menonton video-videonya Zakir Naik sekalipun video itu tidak ada hubungannya dengan topik yang dibahas dalam artikel, seakan dengan menunjukkan video Zakir Naik maka mereka telah membantah argumentasi yang saya tulis. Lucu sekali (tapi seringkali menyebalkan).
Sebelum anda ikut-ikutan jadi pengagum Zakir Naik, maka anda perlu perhatikan bagaimana gaya Zakir Naik dalam menyampaikan materi, apakah yang disampaikan sudah logis atau tidak, apakah sudah sesuai fakta dan ilmu pengetahuan atau tidak.
Pura-pura Bodoh
Ketika Zakir Naik ditanya mengenai pandangannya terhadap jihad yang dilakukan oleh al Qaeda, Zakir Naik tidak menjawabnya secara lugas apakah hal tersebut dianggapnya benar atau salah. Zakir naik hanya menjawab bahwa bahwa apabila al Qaeda itu memerangi musuh Islam maka dia benar, namun apabila dia memerangi secara membabi buta maka dia salah.
Ini adalah contoh ketika Zakir Naik pura-pura bodoh dalam menjawab pertanyaan. Zakir Naik sebenarnya tidak perlu menjawab dengan kata “apabila” atau dengan kata “jika” karena kasusnya sudah terjadi, apa yang dilakukan oleh al Qaeda sudah bisa disaksikan sendiri, dan kita bisa mengetahui siapa yang diperangi oleh al Qaeda. Kasus yang sudah jelas tidak perlu sebuah pengandaian, sama seperti menjawab apakah Gayus Tambunan adalah koruptor atau bukan tidak perlu dijawab dengan kata “seandinya”, “jika”, atau “apabila”, karena detail kasusnya sudah cukup jelas. Zakir Naik tampaknya tidak ingin terang-terangan menyatakan bahwa al Qaeda itu adalah salah untuk tetap menarik simpati dari ekstrimis muslim.
Tu Quoque
Selain pura-pura bodoh, Zakir Naik mencoba membuat aksi kekerasan yang mengatasnamakan Islam yang terjadi selama ini sebagai sebuah hal yang wajar dengan membandingkan kekerasan atas nama agama yang juga terjadi pada agama lain. Misalnya membandingkan terorisme yang mengatasnamakan Islam dengan pembunuhan yang dilakukan oleh tentara Amerika, perang salib, kemudian mempertanyakan siapa teroris sebenarnya.
Ini adalah contoh pola pikir yang sesat. Memaparkan kejahatan yang dilakukan oleh orang lain sama sekali tidak membuktikan bahwa apa yang kita lakukan adalah benar, sama seperti maling yang menceritakan bahwa tetangganya adalah seorang perampok, walaupun perampokan dianggap lebih kejam namun hal tersebut sama sekali bukan berarti bahwa mencuri itu dibenarkan. Saya setuju bahwa perang yang dilakukan Amerika adalah kejahatan, tapi bukan berarti tindakan terorisme yang dilakukan oleh al Qaeda atau ISIS menjadi benar, keduanya tetap salah.
False by Definition
Argumen paling konyol tentang pembelaan Zakir Naik terhadap Islam dan kekerasan atas nama agama adalah ketika mengatakan bahwa Islam itu artinya damai, jadi kalau ada yang melakukan kekerasan atas nama Islam maka sesungguhnya itu bukan Islam.
Ini namanya false of definition yaitu sebuah kesalahan logika dimana orang menilai kebenaran hanya dari definisi bukan dari fakta yang sebenarnya terjadi. Suatu hal bisa saja definisinya baik tapi belum tentu keadaan sebenarnya juga baik. Contoh kesalahan serupa:
• Budi artinya perbuatan baik, jadi kalau ada yang di KTPnya tertulis nama Budi melakukan aksi kejahatan maka sesungguhnya dia bukan Budi.
• Yahoo! artinya gembira, jadi kalau karyawan Yahoo! stres karena keuangan perusahaannya sedang memburuk, maka sesungguhnya mereka bukan bagian dari perusahaan Yahoo!
• Ayu artinya cantik, jadi kalau ada tetangga bernama Ayu tapi wajahnya jerawatan, maka sejatinya orang itu bukan lah Ayu, mungkin Wiranto yang menyamar.
Islam boleh saja bermakna damai, tapi apakah itu otomatis membuatnya menjadi sebuah ideologi yang damai? Islam juga boleh bermakna selamat, tapi apakah itu otomatis membuat umatnya selamat? Jelas tidak, sama tidaknya dengan Hindu yang berasal dari kata Sindhu tidak berarti bahwa umat Hindu hanya ditemukan di sekitar lembah Sungai Sindhu.
Ini namanya false of definition yaitu sebuah kesalahan logika dimana orang menilai kebenaran hanya dari definisi bukan dari fakta yang sebenarnya terjadi. Suatu hal bisa saja definisinya baik tapi belum tentu keadaan sebenarnya juga baik. Contoh kesalahan serupa:
• Budi artinya perbuatan baik, jadi kalau ada yang di KTPnya tertulis nama Budi melakukan aksi kejahatan maka sesungguhnya dia bukan Budi.
• Yahoo! artinya gembira, jadi kalau karyawan Yahoo! stres karena keuangan perusahaannya sedang memburuk, maka sesungguhnya mereka bukan bagian dari perusahaan Yahoo!
• Ayu artinya cantik, jadi kalau ada tetangga bernama Ayu tapi wajahnya jerawatan, maka sejatinya orang itu bukan lah Ayu, mungkin Wiranto yang menyamar.
Islam boleh saja bermakna damai, tapi apakah itu otomatis membuatnya menjadi sebuah ideologi yang damai? Islam juga boleh bermakna selamat, tapi apakah itu otomatis membuat umatnya selamat? Jelas tidak, sama tidaknya dengan Hindu yang berasal dari kata Sindhu tidak berarti bahwa umat Hindu hanya ditemukan di sekitar lembah Sungai Sindhu.
Circular Reasoning
False by definition biasanya dekat dengan circular reasoning alias logika muter-muter, dan salah satu contoh circular reasoning yang dilakukan Zakir Naik adalah ketika membantah tuduhan tentang kesalahan tata bahasa dalam al Quran, dimana ketika ada orang yang mempertanyakan kesalahan tata bahasa dalam al Quran Zakir Naik menjawab bahwa hal itu tidak mungkin terjadi karena tata bahasa Arab sendiri diambil berdasarkan al Quran.
Jadi muter-muternya itu seperti ini:
Tanya: Mengapa percaya bahwa Islam adalah agama yang benar?
Jawab: Karena tidak ada kesalahan tata bahasa dalam al Quran
Tanya: Mengapa bisa tidak ada kesalahan tata bahasa dalam al Quran?
Jawab: Karena tata Bahasa Arab diambil berdasarkan al Quran
Tanya: Mengapa tata Bahasa Arab diambil dari al Quran?
Jawab: Karena Islam adalah agama yang benar
Sepengetahuan saya tata bahasa Arab saat ini memang berdasarkan al Quran tapi hal itu tidak lebih karena Islam yang belakangan mempengaruhi budaya Arab termasuk dalam hal bahasa. Logikanya, jika tata Bahasa Arab diambil berdasarkan al Quran maka orang Arab Quraish sebelum Nabi Muhammad lahir berbicara dengan bahasa apa dong? Apa mau bilang Bahasa Arab mereka itu berantakan karena belum ada al Quran sebagai tata bahasanya? Jika tidak, maka pertanyaan mengenai kesalahan tata bahasa dalam al Quran semestinya dijawab dengan membandingkan bahasa al Quran dengan bahasa semit (yang serumpun) pada umumnya dan tentunya perlu kajian linguistik untuk hal ini, bukannya seenaknya menjawab bahwa tata bahasa Arab diambil berdasarkan al Quran karena bisa jadi aturan tata bahasanya yang diubah oleh masyarakat muslim untuk menutupi kesalahan tata bahasa al Quran.
Cherry Picking
Sesuai namanya, orang dikatakan melakukan cherry picking ketika dia hanya mengambil sumber-sumber yang dia sukai saja. Dalam kasus Zakir Naik, beliau memberikan argumentasi dengan memaparkan dalil-dalil yang sesuai pendapatnya saja namun mengabaikan mengabaikan bahwa ada dalil lain yang berseberangan dengan pendapatnya.
Misalnya ketika menjawab terorisme yang mengatasnamakan Islam, Zakir Naik mengutip surah al Maidah ayat 32 yang mengatakan bahwa membunuh seorang manusia sama halnya dengan membunuh seluruh umat manusia, tapi mengabaikan bahwa dalam ada ayat lain yaitu at Taubah ayat 29 yang isinya memerintahkan muslim untuk memerangi non muslim, atau bahkan mengabaikan cerita bahwa Nabi Muhammad sendiri pernah melakukan pembunuhan di medan perang dan pernah membunuh ratusan orang yang telah menyerah dalam perang.
Lain lagi ketika melakukan cocoklogi dimana Zakir Naik mengklaim bahwa Al Quran bercerita tentang teori big bang dalam surah al Anbiya ayat 30 yang mengatakan bahwa bumi dan langit dulunya adalah satu padu, namun mengabaikan bahwa al Quran juga bercerita bahwa bumi lebih dulu diciptakan daripada langit dalam surah Fussilat ayat 9-12 yang menurut sains sangat tidak masuk akal.
Red Herring
Red herring adalah ketika seseorang berusaha mengalihkan pembicaraan ke luar dari topik yang sebenarnya ingin dibahas. Contoh red herring yang dilakukan oleh Zakir Naik adalah ketika beliau ditanya mengenai alasan mengapa Islam menghalalkan pernikahan antar sepupu. Dari kalimat pertanyaan serta latar belakangan penanya, sebenarnya saya sudah bisa menebak arah pertanyaan ini kemana.
Dalam dunia kesehatan, pernikahan dengan keluarga dekat tidak disarankan karena pernikahan dengan keluarga dekat kemungkinan besar akan memunculkan gen-gen yang tidak baik sehingga anak yang dilahirkan bisa cacat fisik atau mental. Si Penanya di sini mempertanyakan mengapa Islam yang konon sesuai dengan sains dan mengarahkan agar umatnya sehat justru membenarkan pernikahan antar sepupu yang berisiko ini.
Sayangnya Zakir Naik bukannya menjawab mengapa Islam membenarkan pernikahan sepupu justru menjawab alasan mengapa Islam mengharamkan pernikahan antar saudara kandung atau dengan orangtua kandung sesuai konteks surah an Nisa ayat 23, sebuah jawaban yang salah sasaran karena sebenarnya Si Penanya sudah paham bahaya pernikahan sedarah. Zakir Naik tidak mau berterus terang bahwa pernikahan antar sepupu juga berbahaya dan bisa memunculkan genetik buruk seperti halnya pernikahan antar saudara kandung atau dengan orangtua kandung.
Berbohong alias Taqqiya
Hal yang paling mengecewakan dari Zakir Naik lebih dari segala kesesatan logika dan propaganda yang beliau lakukan adalah ketika Zakir Naik terang-terangan melakukan kebohongan dalam dakwahnya. Ada banyak sekali kebohongan yang saya temui dalam argumen-argumen Zakir Naik misalnya ketika mengatakan bahwa bentuk telur unta mirip dengan bentuk bumi, padahal bentuk bumi itu menggembung di bagian katulistiwa dan mampat di bagian kutub, sedang bentuk telur unta itu bagian ujungnya yang menonjol hal ini terjadi agar telur mudah keluar ketika ditetaskan. Kalau dilihat dari foto memang mirip, tapi ketika telurnya diputar akan terlihat dimana bedanya.
Paling parah adalah ketika Zakir Naik mulai bicara tentang Evolusi. Zakir Naik selain menyelewengkan pengertian teori dalam sains (mengatakan teori dalam sains tidak berlandaskan fakta) juga memaparkan data-data yang ngawur, misalnya mengatakan bahwa Darwin mendapatkan inspirasi mengenai teori evolusi di Pulai Kalantropis, padahal yang benar adalah di Kepulauan Galapagos, sebuah pengetahuan umum yang semestinya anak SMP pun sudah tahu. Pernah juga dia mengatakan bahwa jumlah perempuan lebih banyak dibanding laki-laki di dunia ini sebagai alasan untuk membenarkan poligami, padahal jelas sex ratio di dunia ini adalah 101 yang artinya lebih banyak laki-laki dibanding perempuan.
Saya tidak perlu panjang lebar memaparkan kebohongan dan kengawuran ini, karena sudah ada video yang menunjukkan bagaimana Zakir Naik melakukan 25 kesalahan (baca: kebohongan) hanya dalam 5 menit waktu dia berceramah.
Berdasarkan pemaparan tersebut (itu pun saya hampil hanya dari beberapa video) maka sudah jelas bagi saya Zakir Naik bukanlah pendakwah yang hebat. Alih-alih kagum dengan materi yang disampaikan, saya justru menemukan bahwa Zakir Naik tidak lebih dari seorang ekstrimis (Zakir Naik membenarkan pembunuhan murtadin dan membenarkan perbudakan seks) yang pandai bersilat lidah dan tidak ragu berbohong agar membenarkan pendapatnya.
Saya kadang heran dengan beberapa teman-teman muslim, ada banyak tokoh muslim cerdas yang jujur dalam menyampaikan materi seperti Prof Quraish Shihab, Ustad Ahmad Sarwat, atau yang toleran seperti Cak Nur, Gus Dur, Gus Mus, Emha Ainun Najib, namun kebanyakan yang punya banyak fans justru yang model-model seperti ini. Duh..
Oleh CHANDRA WIGUNA